Menjadi pemain bola basket nasional adalah cita-cita shooter tim Universitas Parahyangan, Teresa Mandis Soengkono, yang kini berusia 17 tahun. Namun, apa daya, gadis yang lahir di Jakarta pada 22 Oktober itu terpaksa mengorbankan pemanggilan untuk seleksi di timnas basket putrid junior.
Seperti yang diungkapkan pada tabloid Bola, Mandis berujar, “Saya harus mengikuti ujian tengah semester dan jadwal seleksi bersamaan dengan ujian. Mau tidak mau harus memilih yang terbaik.”
Mahasiswi jurusan akuntansi semester pertama ini dipanggil pelatih timnas, Rastafari, karena permainannya yang menjanjikan di kejurnas silam. “Kalau ada dispensasi dari universitas, pasti saya ikut seleksi. Tapi, ternyata tidak ada izin. Jika tak ikut ujian, bisa dipastikan saya tidak lulus,” ungkap pengidola pemain sepakbola Zinedine Zidane itu.
Sulitnya lagi, menurut Mandis, jika ada mata kuliah yang tidak lulus, pada semester depan ia tak bisa mengambil mata kuliah lanjutannya. Artinya, harus mengulang dan akan mengorbankan waktu kuliah.
Ya, mudah-mudahan kesempatan untuk menjadi pemain nasional masih terbuka lebar ya, Ndis!
1 comment:
aku suka main basket sejak SMP.. sekarang aku kuliah dan udah semester 7..
ga sempet lagi wat ngedribel bola :)
hehehehe,, cuma baca" artikelnya ajah :)
Post a Comment